Sabtu, 26 April 2008

Metrosexual Marketing Target

Kenapa pemasaran selalu dikaitkan emosi.?
Apakah target pasar hanya kaum wanita saja.?
Padahal data di Indonesia menyebutkan 80% pengguna internet adalah pria.?
Lalu bagaimana online marketing bisa mencapai sasaran...?
Ini adalah masukan dari teman via email terkait dengan postingan sebelumnya.

Mungkin perlu diingat, bahwa pria sekarang sudah mulai terbawa emosional. Sampai-sampai Mark Simpson pada tahun 1993 melontarkan istilah metroseksual. Memang ada pendapat miring tentang gejala budaya baru itu dan menganggap sebagai laki-laki yang cenderung banci. Tapi bila kita lihat perkembangan kultural sekarang, tampaknya anggapan itu tidaklah tepat. They are not gays, they are straight guys...

Kalau kita baca di The 18 Guiding Priciples of Marketing in Venus, konsumen emosional sekarang bukanlah WOMEN saja, tetapi WO-MEN. Woman-oriented man, pria yang kewanita-wanitaan. Penuh emosi dan ekspresi, namun tidak kehilangan maskulinitasnya atau beralih orientasi seks. Lihat saja pria yang keluar masuk salon, spa atau pusat perawatan tubuh lainnya, apakah mereka banci..? Tidak. Mereka kaum metroseksual yang bisa dikatakan dari golongan menengah ke atas yang sudah mulai memikirkan pentingnya perawatan tubuh dan penampilan agar mereka lebih pede saat melakukan transaksi atau bertemu relasi bisnisnya.

Pria-pria emosional itu seringkali masih malu-malu untuk melakukan semuanya secara terbuka. Dan mereka lebih bebas melakukan transaksi produk-produk semacam itu di dunia maya. Ini peluang bagus untuk internet marketer.

Namun perlu diingat, kelompok itu adalah golongan yang rewel dan menilai segala sesuatunya secara terperinci. Jadi untuk bisa meraih kesan dan memenangkan pertarungan memperebutkan WO-MAN itu, pemasar harus pay attention to detail. Jangan kecewakan pelanggan untuk hal yang paling kecil sekalipun atau produk kita dilupakan orang.

Pokoknya..
Most customer in this interactive world are WO-MEN..!!!

Tidak ada komentar: